Selasa, 20 Maret 2012

Konsep Evolusi



A.    Pengertian Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
B.     Macam-macam Evolusi
Proses evolusi dapat dibedakan atas dasar faktor-faktor berikut :
1.      Evolusi Berdasarkan Arahnya
Berdasarkan arahnya evolusi dibedakan menjadi dua, yaitu :
-          Evolusi Progresif : Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch.
-          Evolusi Regresif : Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.
2.      Evolusi Berdasarkan Skala Perubahannya
Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
-          Makroevolusi : Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
-          Mikroevolusi : Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom.

3.      Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir
Berdasarkan hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
-          Evolusi Divergen : Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
-          Evolusi Konvergen : Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam mamalia.
C.    TEORI-TEORI EVOLUSI
Evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Evolusi secara harfiah dapat diartikan sebagai perubahan perlahan-lahan. Oleh karenanya, yang dimaksud dengan evolusi biologi adalah perubahan/ perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks. Evolusi biologi mencakup dua peristiwa yaitu:
1.      Evolusi anorganik, merupakan  evolusi mengenai asal usul makhluk hidup yang ada di muka bumi ini berdasarkan fakta dan penalaran teoritis
2.      Evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal usul spesies dan hubungan kekerabatannya.
Secara garis besar ada beberapa kategori evolusi yaitu evolusi progresif, evolusi regresif, evolusi divergen, dan evolusi konvergen. Evolusi progresif merupakan evolusi yan mengarah pada kemungkinan populasi suatu spesies dapat bertahan hidup. Sebaliknya, evolusi regresif merupakan evolusi yang mengarah pada kemungkinan populasi suatu spesies menjadi punah. Hasil akhir evolusi merupakan evolusi divergen dan evolusi konvergen. Evolusi divergenevolusi konvergen merupakan perubahan pada organ yang berbeda pada spesies-spesies yang memiliki hubungan kekerabatan jauh menuju kesamaan fungsi organ tersebut. merupakan perubahan dari satu spesies menjadi banyak spesies baru.
Ada beberapa teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli biologi pada masa sebelum teori evolusi Darwin maupun pada masa sesudah teori evolusi Darwin.Teori skala alami dan teologi alam. Sejumlah filsuf Yunani klasik percaya adanya evolusi kehidupan. Plato (427 – 347 SM) percaya pada dua dunia, yaitu dunia yang ideal dan abadi, serta dunia maya (khayal) yang tidak sempurna. Kedua dunia tersebut dapat dipahami dengan menggunakan alat indera manusia. Evolusi menurutnya akan mengubah dunia yang organismenya sudah ideal dan teradaptasi sempurna dengan lingkungannya. Aristoteles (384 – 322 SM) menganut teori skala alami (scalae naturae). Skala alami membahas bahwa semua bentuk kehidupan disusun menurut suatu skala atau tangga yang kompleksitasnya meningkat kearah atas. Setiap bentuk kehidupan mempunyai suatu tangga dengan anak tangganya masing masing yang berada pada tingkatan yang berbeda-beda. Pandangannya mengenai hidup ini berlaku selama 2000 tahun, spesies diyakini telah permanent, sempurna, dan tidak berkembang lagi.
Pada tahun 1700-an, perkembangan ilmu biologi di Eropa dan Amerika didominasi oleh teori teologi alam. Teologi alam merupakan suatu filosofi yang bertujuan untuk menemukan rencana Tuhan dengan mempelajari alam. Ahli-ahli teologi melihat adaptasi organisme sebagai bukti bahwa Tuhan telah mendesain sedemikian rupa tiap-tiap spesies dengan suatu tujuan tertentu. Satu hal yang objektif dari teologi alam adalah adanya klasifikasi spesies untuk mengungkapkan tingkatan-tingkatan skala dari kehidupan yang diciptakan oleh Tuhan.
D.    TEORI DARWIN DAN LAMARCK
1.      Teori Evolusi Lamarck (Ahli Biologi Perancis, 1744-1829)
Idenya mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “Philosophic Zoologique”. Inti isi buku tersebut :
-          Alam sekitar/lingkungan (environment) mempunyai pengaruh pada ciri-ciri/sifat-sifat yang diwariskan.
-          iri-ciri/sifat-sifat yang didapat (auquired characters) akan diwariskan kepada keturunannya.
-          Organ yang digunakan akan berkembang, sedan” yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran.
Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck (1744-1829) berisi dua gagasan utama. Pertama, gagasan use and disuse atau digunakan dan tidak digunakan. Bagian tubuh yang digunakan secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu akan menjadi lebih besar dan kuat. Sementara bagian tubuh yang jarang digunakan akan mengalami kemunduran. Kedua, sifat atau ciri-ciri yang diperoleh dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya. Pada konsep pewarisan sifat ini, modifikasi pada organisme yang diperoleh selama hidupnya akan diwariskan pada keturunannya.
Lamarck memberikan contoh fenomena jerapah sebagai pendukung teorinya. Menurut Lamarck, jerapah pada mulanya berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai pucuk dedaunan yang semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang. Mengapa jerapah harus menggapai pucuk dedaunan yang tinggi? Lamarck menjelaskan bahwa pucuk di bagian bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup maka jerapah harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi.
Dari contoh tersebut jelas bahwa faktor lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin tinggi untuk dijangkau, telah meme ngaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya. Akhirnya terjadi perubah an struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang dan sifat ini diwariskan kepada keturunannya.
2.      Teori Evolusi Darwin (1809 – 1882)
Teori yang dikemukakan Darwin berdasarkan hasil pengamatannya selama berlayar dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos, juga melakukan studi terhadap berbagai ilmu.
Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam buku yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural Selection atau Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam. Buku ini diterbitkan pada tanggal 24 November 1859.
Pokok-pokok pemikiran yang melandasi ajaran Darwin mengenai evolusi antara lain:
-          Tidak ada individu yang identik, selalu ada variasi meskipun dalam satu keturunan
-          Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak.
-          Untuk berkembangbiak diperlukan makanan dan ruang yang cukup.
-          Pertambahan populasi tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pembatas antara lain makanan dan predasi.
Darwin membantah teori Lamarck yang mengungkapkan bahwa perkembangan makhluk hidup menuju ke arah kesempurnaan, dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan diwariskan kepada keturunannya. Dalam bukunya Th e Origin of Spesies by means of Natural Selection, Darwin menyatakan dua hal penting sebagai Teori Evolusi yaitu:
-          Spesies-spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies nenek moyangnya yang hidup di masa lalu.
-          Perkembangan spesies dipengaruhi oleh seleksi alam dan variasi antar populasi.
Fenomena jerapah dengan leher panjang dijelaskan oleh Darwin dengan melihat dari sudut pandang adanya variasi. Menurut Darwin, jerapah pada mulanya ada yang berleher panjang dan ada yang berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek tidak mampu bertahan hidup karena kalah dalam berkompetisi dengan jerapah berleher panjang untuk memperoleh makanan berupa dedaunan pada pohon yang tinggi. Akibatnya populasi jerapah berleher pendek menjadi punah dan tinggal populasi jerapah berleher panjang yang mampu bertahan hidup di lingkungannya (Hukum survival of the fi ttest).
E.     Petunjuk Evolusi (Bukti Evolusi)
Evolusi merupakan suatu proses yang panjang dan tidak dapat langsung dibuktikan di laboratorium. Namun, ada petunjuk-petunjuk evolusi yang dapat menjadi bukti bahwa evolusi memang terjadi, antara lain : fosil, perbandingan morfologi, perbandingan biokimia, perbandingan embriologi, variasi individu, domestikasi, rudimentasi, dan kesamaan faal.
1.      Fosil
Fosil merupakan sisa tubuh makhluk hidup yang telah membatu karena proses geologis yang membentuknya baik proses fisika ataupun  proses kimia. Fosil dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
-          Fosil biologis : merupakan fosil tubuh makhluk hidup, baik yang utuh maupun yang tidak utuh.
-          Fosil sisa : tanda adanya kehidupan merupakan fosil yang berasal bukan dari bagian tubuh makhluk hidup. Misalnya feses, jejak telapak kaki, alat atau perkakas.
2.      Perbandingan Morfologi
Perbandingan morfologi merupakan perbandingan bentuk dan struktur tubuh dari garis keturunan utama makhluk hidup, yang akan menghasilkan bukti-bukti yang kuat terhadap evolusi.
Perbandingan morfologi bisa kita pelajari dari proses divergensi morfologi dan konvergensi morfologi. Divergensi morfologi adalah perubahan dari bentuk dan struktur tubuh nenek moyang menjadi bentuk struktur tubuh spesies-spesies berbeda. Konvergensi morfologi adalah perubahan bentuk dan struktur tubuh yang berbeda pada spesies-spesies yang hubungan evolusinya jauh menjadi bentuk dan struktur yang sama.
Perbandingan morfologi dapat dipelajari pada:
-          homologi yaitu persamaan asal usul struktur anggota tubuh berbagai organisme tetapi fungsinya berbeda. Contohnya tangan pada manusia dan kaki depan kuda.
-          analogi yaitu persamaan fungsi bagian-bagian tubuh spesies yang berbeda yang asal usulnya berbeda.

3.      Perbandingan Biokimia

Semua spesies mempunyai campuran sifat-sifat nenek moyangnya dan sifat-sifat baru. Jenis dan jumlah sifat yang sama merupakan petunjuk jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Hal semacam ini juga terjadi pada pewarisan sifat biokimia. Pewarisan sifat biokimia melalui DNA pada tiap spesies mengandung instruksi untuk sintesis RNA dan protein yang penting untuk menghasilkan individu baru. Perbandingan DNA, RNA, atau protein pada spesies yang berbeda merupakan cara lain untuk mengevaluasi hubungan evolusi diantara spesies.
Semua spesies mempunyai campuran sifat-sifat nenek moyangnya dan sifat-sifat baru. Jenis dan jumlah sifat yang sama merupakan petunjuk jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Hal semacam ini juga terjadi pada pewarisan sifat biokimia. Pewarisan sifat biokimia melalui DNA pada tiap spesies mengandung instruksi untuk sintesis RNA dan protein yang penting untuk menghasilkan individu baru. Perbandingan DNA, RNA, atau protein pada spesies yang berbeda merupakan cara lain untuk mengevaluasi hubungan evolusi diantara spesies.
4.      Perbandingan Embrio
Embriologi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan embrio dalam kandungan. Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Perkembangan embrio semua vertebrata memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal ini terlihat jelas pada waktu terjadi pembelahan, morfogenesis, dan tahap diferensiasi awal. Persamaan-persamaan ini sering dipergunakan sebagai bukti hubungan evolusi antara vertebrata.
5.      Variasi Individu
Fenotip suatu organisme ditentukan oleh faktor genetika dan lingkungan. Fenotip yang muncul merupakan variasi dari organisme tersebut. Jadi variasi individu terbentuk karena adanya variasi genetika dan perbedaan kondisi lingkungan. Contoh kita dapat memperhatikan keturunan dalam satu keluarga, setiap orang memiliki keunikan tersendiri meskipun mempunyai orang tua/ leluhur yang sama. Antara kakak dan adik, bahkan anak kembar sekalipun tidak ada yang sama persis, padahal ayah dan ibunya sama.
F.     Mekanisme Evolusi
Mekanisme evolusi menjelaskan peristiwa evolusi yang dapat disebabkan oleh adanya mutasi gen dan seleksi alam dan seleksi alam pada suatu populasi. Evolusi pada makhluk hidup terjadi antara lain karena adanya:
-          Variasi Genetik
-          Seleksi Alam
Variasi genetic terjadi akibat dua sebab utama, yakni :
-          Adanya mutasi gen
-          Adanya rekombinasi gen-gen DNA dari keturunan

1.      Mutasi
Mutasi gen menyebabkan terjadinya penyimpangan sifat-sifat individu dari sifat yang normal. Terjadinya mutasi ini ada yang dipengaruhi oleh faktor luar, dan ada juga yang dipengaruhi oleh faktor dalam (rekombinasi gen-gen).
Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar mempunyai 2 sifat, yaitu:
·        Jarang terjadi, sebab tidak setiap rekombinasi gen menyebabkan mutasi
·        Kebanyakan tidak menguntungkan
Sekalipun demikian, mutasi ini tetap merupakan salah satu mekanisme evolusi yang sangat penting, termasuk dalam hal pembentukkan species baru dengan sifat-sifat yang lebih baik.
Jadi jika mutasi kita tinjau selama periode evolusi dari suatu species, maka tetap akan mendapatkan angka mutasi yang besar. Hal ini terjadi karena :
-          Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen
-          Setiap individu mampu menghasilkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta gamet dalam satu generasi
-          Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu species selama kurun waktu species itu ada banyak sekali.
Berdasarkan hal tersebut maka angka laju mutasi pada setiap species dapat diketahui. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan berapakah jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu species.
Ada tiga fakta penting yang muncul pada peristiwa mutasi, yaitu:
o   Mutasi muncul secara spontan dan tidak di arahkan oleh alam
o   Mutasi dapat terjadi lagi pada mutan
o   Mutasi pada umumnya merugikan organisme yang mengalaminya.
2.      Frekuensi Gen dalam Populasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara gen yang satu dengan gen lainnya di dalam suatu populsi. Misal suatu populasi mempunyai gen dominan A dan  gen resesif a. Kedua gen tersebut sama-sama adaptif.  Maka generasi yang bergenotif AA, Aa maupun aa mempunyai daya fertilitas dan viabelitas yang sama.
Misalnya populsi tersebut dimulai dengan 50% AA jantan dan 50%  aa betina, maka dalam generasi (F1) semua populasi bergenotif Aa.
G.    Hukum Hardy-Weinberg
Hardy nama lengkapnya Godfrey Harold Hardy adalah seorang ahli matematka Inggris dan Weinberg yang nama lengkapnya Wilhhelm Weinberg adalah seorang dokter dari jerman. Mereka secara terpisah menemukan hubungan matematika dari frekuensi gen dalam populasi, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg. Frekuensi gen dalam populasi adalah perbandingan alela gen tersebut dalam populasi.
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dan genotip dalam suatu populasi akan berada pada keadaan yang tetap atau konstan (sama) dari generasi ke generasi apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
-          Genotip-genotip yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas (kesuburan) yang sama.
-          Perkawinan antara genotip terjadi secara acak (random)
-          Tidak ada mutasi dari gen satu ke gen yang lain atau sebaliknya
-          Populasi harus cukup besar
-          Tidak terjadi migrasi antar populasi
-          Tidak terjadi seleksi alam

H.    Perubahan Perbandingan Frekuensi Gen

Hukum hardy-weinber tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi. Ini berarti dalam populasi frekuensi gen dapat mengalami perubahan.
Faktor yang menyebabkan perubahan frekuensi gen adalah :
1.      Mutasi
Terjadinya mutasi pada satu atau beberapa gen akan mengakibatkan adanya perubahan kesetimbangan gen-gen


2.      Seleksi alam
Apabila gen A memiliki viabilitas lebih rendah dari gen a, atau gen A memiliki mempunyai daya fertilitas lebih baik dari gen a, maka jumlah individu dengan gen A dalam populasi itu akan bertambah, sedangkan individu dengan gen a akan berkurang.
3.      Migrasi (emigrasi dan Imigrasi)
Migrasi menyebabkan frekuensi gen akan berubah
Contoh:
Xylopa nobilis (kumbang) antara daerah manado dengan kepulauan sangihe. Kumbang-kumbang di dua daerah tersebut menunjukkan perbedaan genetika. Karena sesuatu hal, kumbang kayu di pulau sangihe bermigrasi ke manado. Pada kumbang tersebut terjadi interhibridisasi sehingga terjadi perubahan frekuensi gen pada generasi selanjutnya.
4.      Rekombinasi dan seleksi
Rekombinasi merupakan penggabungan gen-gen melalui perkawinan silang. Genotip rekombinan tidak sama dengan induknya. Sehubungan dengan itu rekombinasi gen menimbulkan perubahan gen pada generasi berikutnya.
5.      Perubahan alam sekitar.
Perubahan alam sekitar dan adanya mekanisme isolasi dapat menyebabkan populasi dari species terpisah, akhirnya berkembang menjadi species-species baru.
Contoh:
-          Xylopa nobilis pulau sangihe dengan Xylocopa nobilis di menado
-          Burung finch di kepulauan Galapagos dengan burung Finch di daratan Amerika Selatan
I.       Timbulnya Spesies Baru (Spesiasi)

Persebaran organisme di muka bumi ini sangat merata. Kadang-kadang antara satu individu  satu dan individu lain yang sejenis tidak saling bertemu karena adanya penghalang tertentu.
Alfred Russel Wallace mengungkapkan suatu pola mengenai penyebaran organisme. Adanya barrier menyebabkan kelompok-kelompok organisme yang saling terpisah dan tidak melakukan interhibridisasi, sehingga bila terjadi terus menerus akan menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi dan menyebabkan adanya organisme endemis.
Penyebaran organisme terjadi karena asal usul species organisme, migrasi organisme tersebut pada masa silam dan terdapatnya barrier (rintangan atau sawar) yang ditemuinya. Barrier ini dapat berupa lautan, gunung, gurun, iklim dan interaksi satu sama lainnya. Adanya barrier tersebut mencegah terjadinya penyebaran organisme di permukaan bumi.
Isolasi repruduksi, barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pernisahan dua populasi (allopatric): Hal tersebut terjadi karena adanya penimbunan pengaruh faktor-faktor luar (ekstrinsik) yang menyebabkan terjadinya isolasi faktor-faktor intrinsik. Keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi, meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatric).
Macam-macam mekanisme isolasi intrinsik adalah:
-          mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan,
-          mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida,
-          mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida
Faktor yang mempengaruhi terbentuknya species baru disebabkan oleh 3 hal utama yaitu:
1.      Isolasi Geografis
Terjadinya species baru disebabkan karena karena dua populasi yang berasal dari satu species yang sama terisolir oleh faktor-faktor geografis (samudra, gunung) sehingga menghambat terjadinya interhibridisasi antara individu-individu dalam satu populasi. Hal ini lebih dikenal dengan istilah isolasi reproduksi.
2.      Isolasi reproduksi
Dua populasi yang berbeda menghuni tempat yang sama dinamakan populasi simpatrik. Faktor yang menghambat atau menghalangi terjadinya interhibridisasi antara populasi simpatriks disebut sebagai isolasi reproduksi.
Isolasi reproduksi disebabkan karena faktor-faktor berikut:
a.      Isolasi ekologi
Terjadi apabila dua species simpatrik (habitat sama) tidak dapat melakukan interhibridisasi karena kondisi habitat yang berbeda.
b.      Isolasi musim
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena masing-masing species mempunyai masa pemakasan kelamin yang berbeda.
Pinus radiata dan Pinus muricata keduanya terclapat di beberapa tempat di California dan tergolong simpatrik. Kedua jenis Pinus tersebut dapat disilangkan tetapi perkawinan silang ini boleh dikatakan tidak pernah terjadi di alam. Hal ini disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal Februari sedang Pinus muricata pada bulan April. Berikut ini adalah contoh empat jenis katak yang tergolong pada genus Rana. Meskipun hidup di daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan, karena perbedaan masa aktif perkawinan.
c.      Isolasi tingkah laku
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena pola tingkah kawinnya berbeda.
Pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina oleh ikan jantan berbeda. Sebagai contoh diambil 2 perbandingan sebagai berikut :
       Yang satu  :     membuat sarang dengan 2 lubang untuk masuk dan keluar, sarang digantungkan pada tumbuhan air.
       Yang lain   :     pada sarang hanya ada satu lubang ialah tempat masuk saja, sarang dibuat pada dasar kolam
d.      Isolasi mekanik
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena bentuk morfologi alat kelamin yang berlainan.
Yang dimaksud dengan isolasi mekanik adalah hal yang menyangkut  struktur  yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan itu sendiri. Misal bila hewan jantan dari suatu spesies jauh lebih besar ukurannya daripada jenis betina.
Atau jika alat kelamin yang jantan mempunyai bentuk yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan alat kelamin yang betina. Pada beberapa makhluk bentuk alat kelamin itu sedemikian rupa hingga dalam hal ini berlaku apa yang disebut sistem "lock and key" (kunci dan gembok), tetapi pada kebanyakan makhluk tidaklah demikian.
Pada hewan kaki sejuta yang termasuk genus Brochoria dijumpai bahwa bentuk alat kelamin pada yang jantan berbeda-beda hingga sering digunakan sebagai titik tolak untuk klasifikasi, tetapi pada yang betina bentuknya serupa.
Isolasi mekanik semacam ini pada tumbuhan ternyata lebih berpengaruh dibanding dengan pada hewan, terutama yang berkaitan dengan hewan penyebar serbuk sari. Seperti disinggung di muka tentang adaptasi maka ada kekhususan bentuk bunga dalam hubungannya dengan hewan penyebar serbuk sari.
e.      Isolasi gamet
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena sel-sel kelamin jantannya tidak mempunyai viabilitas dalam saluran reproduksi betina
Sebagaimana diketahui peristiwa penyerbukan tidak tentu mengakibatkan peristiwa fertilisasi. Pada percobaan menggunakan Drosophila virilis dan Drosophila americana, dengan inseminasi buatan maka sperma dari jenis jantan tidak dapat mencapai sel telur karena tidak dapat bergerak sebagai akibai adanya cairan penghambat dalarn saluran reproduksi. Pada spesies Drosophila lain mekanismenya berbeda; pada waktu sperma masuk dalam saluran reproduksi, saluran tersebut membengkak hingga sperma-sperma tersebut mati. Peristiwa isolasi garnet juga dijumpai pada tanaman tembakau dalam hal ini meskipun serbuk sari sudah diletakkan pada stigma tetapi tidak terjadi fertilisasi karena inti dari serbuk sari tersebut tidak dapat mencapai inti telur dalam ovula.
f.       Terbentuknya bastar mandul
Terbentuknya bastar mandul apabila dua species simpatrik menghasilkan keturunan (bastar) yang mandul atau dapat menghasilkan keturunan.
Hasil perkawinan antara kambing dan biri-biri, berupa keturunan yang steril (mandul). Peristiwa lebih lanjut lagi dapat terjadi, bahwa hibrida yang terbentuk dapat hidup dengan normal ternyata steril. Contoh lain kita jumpai pada perkawinan silangan kuda dan keledai. Keturunannya selalu steril karena sesungguh tidak terjadi pertukaran gen
g.      Terbentuknya bastar mati bujang
Terjadi apabila dua species simpatrik menghasilkan bastar yang mati secara prematur
3.      Domestikasi
Domestikasi adalah membentuk hewan ternak dari hewan liar dan tanaman budidaya dari tumbuhan yang semula liar. Pada hakikatnya domestika adalah memindahkan makhluk-makhluk hidup dari habitat aslinya ke lingkungan baru yang diciptakan manusia.
Disamping ketiga faktor di atas, species baru juga dapat terjadi melalui peristiwa poliploid yang disebabkan mutasi buatan atau alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar