A. Pengertian Evolusi
Evolusi
(dalam kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada
keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika
organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang
baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
B. Macam-macam Evolusi
Proses
evolusi dapat dibedakan atas dasar faktor-faktor berikut :
1.
Evolusi Berdasarkan Arahnya
Berdasarkan
arahnya evolusi dibedakan menjadi dua, yaitu :
-
Evolusi Progresif : Evolusi progresif
merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival).
Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung
Finch.
-
Evolusi Regresif : Evolusi regresif
merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat dijumpai
melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.
2.
Evolusi Berdasarkan Skala Perubahannya
Berdasarkan
skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
-
Makroevolusi : Makroevolusi adalah
perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya
makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
-
Mikroevolusi : Berkebalikan dengan
makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan
perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya
perubahan pada frekuensi gen atau kromosom.
3.
Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir
Berdasarkan
hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
-
Evolusi Divergen : Evolusi divergen
merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi
banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima
jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang
dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
-
Evolusi Konvergen : Evolusi konvergen
adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan
struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang
sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan
lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi
ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam
mamalia.
C. TEORI-TEORI EVOLUSI
Evolusi merupakan cabang biologi yang
mempelajari sejarah asal usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara
makhluk hidup satu dengan yang lain. Evolusi secara harfiah dapat diartikan
sebagai perubahan perlahan-lahan. Oleh karenanya, yang dimaksud dengan evolusi
biologi adalah perubahan/ perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam
jangka waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks.
Evolusi biologi mencakup dua peristiwa yaitu:
1.
Evolusi
anorganik, merupakan evolusi mengenai
asal usul makhluk hidup yang ada di muka bumi ini berdasarkan fakta dan
penalaran teoritis
2. Evolusi organik (evolusi biologis) merupakan
evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal usul spesies dan hubungan
kekerabatannya.
Secara garis besar ada beberapa
kategori evolusi yaitu evolusi progresif, evolusi regresif, evolusi divergen,
dan evolusi konvergen. Evolusi progresif merupakan evolusi yan mengarah
pada kemungkinan populasi suatu spesies dapat bertahan hidup. Sebaliknya, evolusi
regresif merupakan evolusi yang mengarah pada kemungkinan populasi suatu spesies
menjadi punah. Hasil akhir evolusi merupakan evolusi divergen dan evolusi konvergen.
Evolusi divergenevolusi konvergen merupakan perubahan pada organ yang berbeda
pada spesies-spesies yang memiliki hubungan kekerabatan jauh menuju kesamaan fungsi
organ tersebut. merupakan perubahan dari satu spesies menjadi banyak spesies
baru.
Ada beberapa teori evolusi yang
dikemukakan oleh para ahli biologi pada masa sebelum teori evolusi Darwin
maupun pada masa sesudah teori evolusi Darwin.Teori skala alami dan teologi
alam. Sejumlah filsuf Yunani klasik percaya adanya evolusi kehidupan. Plato
(427 – 347 SM) percaya pada dua dunia, yaitu dunia yang ideal dan abadi, serta
dunia maya (khayal) yang tidak sempurna. Kedua dunia tersebut dapat dipahami
dengan menggunakan alat indera manusia. Evolusi menurutnya akan mengubah dunia
yang organismenya sudah ideal dan teradaptasi sempurna dengan lingkungannya. Aristoteles
(384 – 322 SM) menganut teori skala alami (scalae naturae). Skala
alami membahas bahwa semua bentuk kehidupan disusun menurut suatu skala
atau tangga yang kompleksitasnya meningkat kearah atas. Setiap bentuk kehidupan
mempunyai suatu tangga dengan anak tangganya masing masing yang berada pada
tingkatan yang berbeda-beda. Pandangannya mengenai hidup ini berlaku selama
2000 tahun, spesies diyakini telah permanent, sempurna, dan tidak berkembang
lagi.
Pada tahun 1700-an, perkembangan
ilmu biologi di Eropa dan Amerika didominasi oleh teori teologi alam. Teologi
alam merupakan suatu filosofi yang bertujuan untuk menemukan rencana Tuhan
dengan mempelajari alam. Ahli-ahli teologi melihat adaptasi organisme sebagai
bukti bahwa Tuhan telah mendesain sedemikian rupa tiap-tiap spesies dengan
suatu tujuan tertentu. Satu hal yang objektif dari teologi alam adalah adanya
klasifikasi spesies untuk mengungkapkan tingkatan-tingkatan skala dari
kehidupan yang diciptakan oleh Tuhan.
D. TEORI
DARWIN DAN LAMARCK
1.
Teori Evolusi Lamarck (Ahli Biologi Perancis, 1744-1829)
Idenya
mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “Philosophic Zoologique”. Inti isi
buku tersebut :
-
Alam sekitar/lingkungan (environment)
mempunyai pengaruh pada ciri-ciri/sifat-sifat yang diwariskan.
-
iri-ciri/sifat-sifat yang didapat
(auquired characters) akan diwariskan kepada keturunannya.
-
Organ yang digunakan akan berkembang,
sedan” yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran.
Teori
evolusi Jean Baptise de Lamarck (1744-1829) berisi dua gagasan utama. Pertama,
gagasan use and disuse atau digunakan dan tidak digunakan. Bagian
tubuh yang digunakan secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu
akan menjadi lebih besar dan kuat. Sementara bagian tubuh yang jarang digunakan
akan mengalami kemunduran. Kedua, sifat atau ciri-ciri yang diperoleh
dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya. Pada konsep pewarisan
sifat ini, modifikasi pada organisme yang diperoleh selama hidupnya akan
diwariskan pada keturunannya.
Lamarck
memberikan contoh fenomena jerapah sebagai pendukung teorinya. Menurut Lamarck,
jerapah pada mulanya berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai
pucuk dedaunan yang semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang. Mengapa
jerapah harus menggapai pucuk dedaunan yang tinggi? Lamarck menjelaskan bahwa
pucuk di bagian bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup
maka jerapah harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi.
Dari
contoh tersebut jelas bahwa faktor lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin
tinggi untuk dijangkau, telah meme ngaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya.
Akhirnya terjadi perubah an struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin
panjang dan sifat ini diwariskan kepada keturunannya.
2.
Teori
Evolusi Darwin (1809 – 1882)
Teori
yang dikemukakan Darwin berdasarkan hasil pengamatannya selama berlayar dengan
kapal Beagle ke kepulauan Galapagos, juga melakukan studi terhadap
berbagai ilmu.
Setelah
melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya Charles Darwin
mengemukakan teori evolusinya dalam buku yang berjudul On The Origin of
Species by Means of Natural Selection atau Asal Mula Spesies yang Terjadi
Melalui Seleksi Alam. Buku ini diterbitkan pada tanggal 24 November 1859.
Pokok-pokok
pemikiran yang melandasi ajaran Darwin mengenai evolusi antara lain:
-
Tidak ada individu yang identik, selalu
ada variasi meskipun dalam satu keturunan
-
Setiap populasi cenderung bertambah
banyak karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak.
-
Untuk berkembangbiak diperlukan makanan
dan ruang yang cukup.
-
Pertambahan populasi tidak berlangsung
secara terus menerus, tetapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pembatas
antara lain makanan dan predasi.
Darwin
membantah teori Lamarck yang mengungkapkan bahwa perkembangan makhluk hidup
menuju ke arah kesempurnaan, dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan diwariskan
kepada keturunannya. Dalam bukunya Th e Origin of Spesies by means of Natural
Selection, Darwin menyatakan dua hal penting sebagai Teori Evolusi yaitu:
-
Spesies-spesies yang hidup sekarang
berasal dari spesies nenek moyangnya yang hidup di masa lalu.
-
Perkembangan spesies dipengaruhi oleh
seleksi alam dan variasi antar populasi.
Fenomena
jerapah dengan leher panjang dijelaskan oleh Darwin dengan melihat dari sudut
pandang adanya variasi. Menurut Darwin, jerapah pada mulanya ada yang berleher
panjang dan ada yang berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek tidak mampu
bertahan hidup karena kalah dalam berkompetisi dengan jerapah berleher panjang
untuk memperoleh makanan berupa dedaunan pada pohon yang tinggi. Akibatnya
populasi jerapah berleher pendek menjadi punah dan tinggal populasi jerapah
berleher panjang yang mampu bertahan hidup di lingkungannya (Hukum survival
of the fi ttest).
E. Petunjuk Evolusi (Bukti Evolusi)
Evolusi
merupakan suatu proses yang panjang dan tidak dapat langsung dibuktikan di
laboratorium. Namun, ada petunjuk-petunjuk evolusi yang dapat menjadi bukti
bahwa evolusi memang terjadi, antara lain : fosil, perbandingan morfologi,
perbandingan biokimia, perbandingan embriologi, variasi individu, domestikasi,
rudimentasi, dan kesamaan faal.
1.
Fosil
Fosil
merupakan sisa tubuh makhluk hidup yang telah membatu karena proses geologis
yang membentuknya baik proses fisika ataupun proses kimia. Fosil
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
-
Fosil biologis : merupakan fosil tubuh
makhluk hidup, baik yang utuh maupun yang tidak utuh.
-
Fosil sisa : tanda adanya kehidupan
merupakan fosil yang berasal bukan dari bagian tubuh makhluk hidup. Misalnya feses,
jejak telapak kaki, alat atau perkakas.
2.
Perbandingan
Morfologi
Perbandingan
morfologi merupakan perbandingan bentuk dan
struktur tubuh dari garis keturunan utama makhluk hidup, yang akan menghasilkan
bukti-bukti yang kuat terhadap evolusi.
Perbandingan
morfologi bisa kita pelajari dari proses divergensi morfologi dan
konvergensi morfologi. Divergensi morfologi adalah perubahan
dari bentuk dan struktur tubuh nenek moyang menjadi bentuk struktur tubuh
spesies-spesies berbeda. Konvergensi morfologi adalah
perubahan bentuk dan struktur tubuh yang berbeda pada spesies-spesies yang
hubungan evolusinya jauh menjadi bentuk dan struktur yang sama.
Perbandingan
morfologi dapat dipelajari pada:
-
homologi yaitu persamaan asal
usul struktur anggota tubuh berbagai organisme tetapi fungsinya berbeda.
Contohnya tangan pada manusia dan kaki depan kuda.
-
analogi yaitu persamaan fungsi
bagian-bagian tubuh spesies yang berbeda yang asal usulnya berbeda.
3. Perbandingan
Biokimia
Semua spesies mempunyai campuran
sifat-sifat nenek moyangnya dan sifat-sifat baru. Jenis dan jumlah sifat yang
sama merupakan petunjuk jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Hal semacam ini juga
terjadi pada pewarisan sifat biokimia. Pewarisan sifat biokimia melalui DNA
pada tiap spesies mengandung instruksi untuk sintesis RNA dan protein yang
penting untuk menghasilkan individu baru. Perbandingan DNA, RNA, atau protein
pada spesies yang berbeda merupakan cara lain untuk mengevaluasi hubungan
evolusi diantara spesies.
Semua spesies mempunyai campuran
sifat-sifat nenek moyangnya dan sifat-sifat baru. Jenis dan jumlah sifat yang
sama merupakan petunjuk jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Hal semacam ini
juga terjadi pada pewarisan sifat biokimia. Pewarisan sifat biokimia melalui
DNA pada tiap spesies mengandung instruksi untuk sintesis RNA dan protein yang
penting untuk menghasilkan individu baru. Perbandingan DNA, RNA, atau protein
pada spesies yang berbeda merupakan cara lain untuk mengevaluasi hubungan
evolusi diantara spesies.
4.
Perbandingan Embrio
Embriologi adalah salah satu cabang
ilmu yang mempelajari pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan embrio dalam
kandungan. Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan
mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Perkembangan embrio
semua vertebrata memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal ini terlihat
jelas pada waktu terjadi pembelahan, morfogenesis, dan tahap diferensiasi awal.
Persamaan-persamaan ini sering dipergunakan sebagai bukti hubungan evolusi
antara vertebrata.
5.
Variasi Individu
Fenotip suatu organisme ditentukan
oleh faktor genetika dan lingkungan. Fenotip yang muncul merupakan variasi dari
organisme tersebut. Jadi variasi individu terbentuk karena adanya variasi
genetika dan perbedaan kondisi lingkungan. Contoh kita dapat memperhatikan
keturunan dalam satu keluarga, setiap orang memiliki keunikan tersendiri
meskipun mempunyai orang tua/ leluhur yang sama. Antara kakak dan adik, bahkan
anak kembar sekalipun tidak ada yang sama persis, padahal ayah dan ibunya sama.
F.
Mekanisme Evolusi
Mekanisme
evolusi menjelaskan peristiwa evolusi yang dapat disebabkan oleh adanya mutasi
gen dan seleksi alam dan seleksi alam pada suatu populasi. Evolusi pada makhluk
hidup terjadi antara lain karena adanya:
-
Variasi
Genetik
-
Seleksi
Alam
Variasi genetic terjadi akibat dua
sebab utama, yakni :
-
Adanya
mutasi gen
-
Adanya
rekombinasi gen-gen DNA dari keturunan
1.
Mutasi
Mutasi
gen menyebabkan terjadinya penyimpangan sifat-sifat individu dari sifat yang
normal. Terjadinya mutasi ini ada yang dipengaruhi oleh faktor luar, dan ada
juga yang dipengaruhi oleh faktor dalam (rekombinasi gen-gen).
Mutasi
gen yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar mempunyai 2 sifat, yaitu:
·
Jarang terjadi, sebab tidak setiap
rekombinasi gen menyebabkan mutasi
·
Kebanyakan tidak menguntungkan
Sekalipun demikian, mutasi ini tetap
merupakan salah satu mekanisme evolusi yang sangat penting, termasuk dalam hal
pembentukkan species baru dengan sifat-sifat yang lebih baik.
Jadi jika mutasi kita tinjau selama
periode evolusi dari suatu species, maka tetap akan mendapatkan angka mutasi
yang besar. Hal ini terjadi karena :
-
Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen
-
Setiap individu mampu menghasilkan
beribu-ribu bahkan berjuta-juta gamet dalam satu generasi
-
Jumlah generasi yang dihasilkan oleh
suatu species selama kurun waktu species itu ada banyak sekali.
Berdasarkan
hal tersebut maka angka laju mutasi pada setiap species dapat diketahui. Angka
laju mutasi adalah angka yang menunjukkan berapakah jumlah gen yang bermutasi
dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu species.
Ada
tiga fakta penting yang muncul pada peristiwa mutasi, yaitu:
o
Mutasi muncul secara spontan dan tidak
di arahkan oleh alam
o
Mutasi dapat terjadi lagi pada mutan
o
Mutasi pada umumnya merugikan organisme
yang mengalaminya.
2. Frekuensi Gen dalam Populasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara gen yang
satu dengan gen lainnya di dalam suatu populsi. Misal suatu populasi mempunyai
gen dominan A dan gen resesif a. Kedua gen tersebut sama-sama
adaptif. Maka generasi yang bergenotif AA, Aa maupun aa mempunyai daya
fertilitas dan viabelitas yang sama.
Misalnya populsi tersebut dimulai dengan 50% AA
jantan dan 50% aa betina, maka dalam generasi (F1) semua
populasi bergenotif Aa.
G. Hukum Hardy-Weinberg
Hardy
nama lengkapnya Godfrey Harold Hardy adalah seorang ahli matematka Inggris dan
Weinberg yang nama lengkapnya Wilhhelm Weinberg adalah seorang dokter dari
jerman. Mereka secara terpisah menemukan hubungan matematika dari frekuensi gen
dalam populasi, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg. Frekuensi
gen dalam populasi adalah perbandingan alela gen tersebut dalam populasi.
Hukum
Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dan genotip dalam suatu populasi
akan berada pada keadaan yang tetap atau konstan (sama) dari generasi ke
generasi apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
-
Genotip-genotip yang ada memiliki
viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas (kesuburan) yang sama.
-
Perkawinan antara genotip terjadi secara
acak (random)
-
Tidak ada mutasi dari gen satu ke gen
yang lain atau sebaliknya
-
Populasi harus cukup besar
-
Tidak terjadi migrasi antar populasi
-
Tidak terjadi seleksi alam
H.
Perubahan
Perbandingan Frekuensi Gen
Hukum hardy-weinber tidak selalu menghasilkan angka
perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi. Ini berarti dalam populasi
frekuensi gen dapat mengalami perubahan.
Faktor yang menyebabkan perubahan frekuensi gen
adalah :
1.
Mutasi
Terjadinya mutasi pada satu atau beberapa gen akan
mengakibatkan adanya perubahan kesetimbangan gen-gen
2.
Seleksi alam
Apabila
gen A memiliki viabilitas lebih rendah dari gen a, atau gen A memiliki
mempunyai daya fertilitas lebih baik dari gen a, maka jumlah individu dengan
gen A dalam populasi itu akan bertambah, sedangkan individu dengan gen a akan
berkurang.
3.
Migrasi (emigrasi dan Imigrasi)
Migrasi
menyebabkan frekuensi gen akan berubah
Contoh:
Xylopa
nobilis (kumbang) antara daerah manado dengan kepulauan sangihe.
Kumbang-kumbang di dua daerah tersebut menunjukkan perbedaan genetika. Karena
sesuatu hal, kumbang kayu di pulau sangihe bermigrasi ke manado. Pada kumbang
tersebut terjadi interhibridisasi sehingga terjadi perubahan frekuensi gen pada
generasi selanjutnya.
4.
Rekombinasi dan seleksi
Rekombinasi
merupakan penggabungan gen-gen melalui perkawinan silang. Genotip rekombinan
tidak sama dengan induknya. Sehubungan dengan itu rekombinasi gen menimbulkan
perubahan gen pada generasi berikutnya.
5.
Perubahan alam sekitar.
Perubahan alam sekitar dan adanya mekanisme isolasi
dapat menyebabkan populasi dari species terpisah, akhirnya berkembang menjadi
species-species baru.
Contoh:
-
Xylopa nobilis pulau sangihe dengan
Xylocopa nobilis di menado
-
Burung finch di kepulauan Galapagos
dengan burung Finch di daratan Amerika Selatan
I. Timbulnya Spesies Baru (Spesiasi)
Persebaran
organisme di muka bumi ini sangat merata. Kadang-kadang antara satu
individu satu dan individu lain yang sejenis tidak saling bertemu karena
adanya penghalang tertentu.
Alfred
Russel Wallace mengungkapkan suatu pola mengenai penyebaran organisme. Adanya
barrier menyebabkan kelompok-kelompok organisme yang saling terpisah dan tidak
melakukan interhibridisasi, sehingga bila terjadi terus menerus akan
menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi dan menyebabkan adanya organisme
endemis.
Penyebaran
organisme terjadi karena asal usul species organisme, migrasi organisme
tersebut pada masa silam dan terdapatnya barrier (rintangan atau sawar) yang
ditemuinya. Barrier ini dapat berupa lautan, gunung, gurun, iklim dan interaksi
satu sama lainnya. Adanya barrier tersebut mencegah terjadinya penyebaran
organisme di permukaan bumi.
Isolasi repruduksi, barier (hambatan) geografik
dapat memungkinkan terjadinya pernisahan dua populasi (allopatric): Hal
tersebut terjadi karena adanya penimbunan pengaruh faktor-faktor luar
(ekstrinsik) yang menyebabkan terjadinya isolasi faktor-faktor intrinsik.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi, meskipun kedua populasi
tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatric).
Macam-macam
mekanisme isolasi intrinsik adalah:
-
mekanisme yang mencegah/menghalangi
terjadinya perkawinan,
-
mekanisme yang mencegah terbentuknya
hibrida,
-
mekanisme yang mencegah kelangsungan
hibrida
Faktor yang mempengaruhi terbentuknya species baru
disebabkan oleh 3 hal utama yaitu:
1.
Isolasi Geografis
Terjadinya
species baru disebabkan karena karena dua populasi yang berasal dari satu
species yang sama terisolir oleh faktor-faktor geografis (samudra, gunung)
sehingga menghambat terjadinya interhibridisasi antara individu-individu dalam
satu populasi. Hal ini lebih dikenal dengan istilah isolasi reproduksi.
2.
Isolasi reproduksi
Dua
populasi yang berbeda menghuni tempat yang sama dinamakan populasi simpatrik.
Faktor yang menghambat atau menghalangi terjadinya interhibridisasi antara
populasi simpatriks disebut sebagai isolasi reproduksi.
Isolasi reproduksi disebabkan karena faktor-faktor
berikut:
a. Isolasi
ekologi
Terjadi apabila dua species simpatrik (habitat sama)
tidak dapat melakukan interhibridisasi karena kondisi habitat yang berbeda.
b. Isolasi
musim
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak dapat
melakukan interhibridisasi karena masing-masing species mempunyai masa
pemakasan kelamin yang berbeda.
Pinus radiata
dan Pinus muricata keduanya terclapat di beberapa tempat di California
dan tergolong simpatrik. Kedua jenis Pinus tersebut dapat disilangkan tetapi
perkawinan silang ini boleh dikatakan tidak pernah terjadi di alam. Hal ini
disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal
Februari sedang Pinus muricata pada bulan April. Berikut ini adalah
contoh empat jenis katak yang tergolong pada genus Rana. Meskipun hidup di
daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan, karena perbedaan masa aktif
perkawinan.
c. Isolasi
tingkah laku
Terjadi apabila dua
species simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena pola tingkah
kawinnya berbeda.
Pada berbagai jenis
ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina oleh ikan jantan berbeda. Sebagai
contoh diambil 2 perbandingan sebagai berikut :
Yang
satu : membuat sarang dengan 2 lubang untuk masuk
dan keluar, sarang digantungkan pada tumbuhan air.
Yang
lain : pada sarang hanya ada satu lubang
ialah tempat masuk saja, sarang dibuat pada dasar kolam
d. Isolasi
mekanik
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak dapat
melakukan interhibridisasi karena bentuk morfologi alat kelamin yang berlainan.
Yang dimaksud dengan isolasi mekanik adalah hal yang
menyangkut struktur yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan itu
sendiri. Misal bila hewan jantan dari suatu spesies jauh lebih besar ukurannya
daripada jenis betina.
Atau jika alat kelamin yang jantan mempunyai bentuk
yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan alat kelamin yang
betina. Pada beberapa makhluk bentuk alat kelamin itu sedemikian rupa hingga
dalam hal ini berlaku apa yang disebut sistem "lock and key" (kunci
dan gembok), tetapi pada kebanyakan makhluk tidaklah demikian.
Pada hewan kaki sejuta yang termasuk genus Brochoria
dijumpai bahwa bentuk alat kelamin pada yang jantan berbeda-beda hingga
sering digunakan sebagai titik tolak untuk klasifikasi, tetapi pada yang betina
bentuknya serupa.
Isolasi mekanik semacam ini pada tumbuhan ternyata
lebih berpengaruh dibanding dengan pada hewan, terutama yang berkaitan dengan
hewan penyebar serbuk sari. Seperti disinggung di muka tentang adaptasi maka
ada kekhususan bentuk bunga dalam hubungannya dengan hewan penyebar serbuk
sari.
e. Isolasi
gamet
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak dapat
melakukan interhibridisasi karena sel-sel kelamin jantannya tidak mempunyai
viabilitas dalam saluran reproduksi betina
Sebagaimana diketahui peristiwa penyerbukan tidak
tentu mengakibatkan peristiwa fertilisasi. Pada percobaan menggunakan Drosophila
virilis dan Drosophila americana, dengan inseminasi buatan maka
sperma dari jenis jantan tidak dapat mencapai sel telur karena tidak dapat
bergerak sebagai akibai adanya cairan penghambat dalarn saluran reproduksi.
Pada spesies Drosophila lain mekanismenya berbeda; pada waktu sperma
masuk dalam saluran reproduksi, saluran tersebut membengkak hingga
sperma-sperma tersebut mati. Peristiwa isolasi garnet juga dijumpai pada
tanaman tembakau dalam hal ini meskipun serbuk sari sudah diletakkan pada
stigma tetapi tidak terjadi fertilisasi karena inti dari serbuk sari tersebut
tidak dapat mencapai inti telur dalam ovula.
f. Terbentuknya
bastar mandul
Terbentuknya bastar mandul apabila dua species
simpatrik menghasilkan keturunan (bastar) yang mandul atau dapat menghasilkan
keturunan.
Hasil perkawinan antara kambing dan biri-biri,
berupa keturunan yang steril (mandul). Peristiwa lebih lanjut lagi dapat
terjadi, bahwa hibrida yang terbentuk dapat hidup dengan normal ternyata
steril. Contoh lain kita jumpai pada perkawinan silangan kuda dan keledai.
Keturunannya selalu steril karena sesungguh tidak terjadi pertukaran gen
g. Terbentuknya
bastar mati bujang
Terjadi
apabila dua species simpatrik menghasilkan bastar yang mati secara prematur
3.
Domestikasi
Domestikasi adalah
membentuk hewan ternak dari hewan liar dan tanaman budidaya dari tumbuhan yang
semula liar. Pada hakikatnya domestika adalah memindahkan makhluk-makhluk hidup
dari habitat aslinya ke lingkungan baru yang diciptakan manusia.
Disamping ketiga faktor
di atas, species baru juga dapat terjadi melalui peristiwa poliploid yang
disebabkan mutasi buatan atau alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar