BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Di zaman modern pada saat ini ilmu pengetahuan
sangat dibutuhkan dalam kemajuan suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi, social,
dan intelktual seseorang. Dari tahun ketahun IPTEK sudah berkembang dengan
pesat. Bahkan untuk oknum-oknum tertentu IPTEK merupakan suaut kebutuhan
primer.
Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dalam kehidupan umat manusia. Martabat manusia
disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh
kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bahkan di dalam
Al-Qur’an sendiri Allah menyatakan bahwa hanya orang yang berilmulah yang
benar-benar takut kepada Allah.
Dialog antara Allah dengan malaikat ketika Allah mau
menciptakan manusia dan malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat
kerusakan dan menumpahkan darah, Allah membutikan keunggulan manusia daripada
malaikat dengan kemampuan manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan
nama-nama. IPTEK dan seni dalam praktek mampu mengangkat harkat dan martabat
manusia karena melalui IPTEK dan seni manusia mampu melakukan eksplorasi
kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu dalam pengembangan ilmu
IPTEK dan seni, nilai-nilai Islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang
diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
konsep IPTEK dan seni dalam Islam?
2. Apa
saja sumber ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana
korelasi antara iman, ilmu dan amal di dalam kehidupan?
4. Bagaimana
menjelaskan keutamaan orang yang berilmu?
5. Apa
komitmen islam terhadap lmu pengetahuan ?
6. Bagaimana
modernisasi pendidikan dalam islam?
7. Bagaimana
komitmen islam terhadap ilmu pengetahuan?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui
dan menjelaskan tentang konsep IPTEK dalam islam.
2. Mengetahui
apa saja yang menjadi sumber ilmu pengetahuan dalam islam.
3. Menjelaskan
korelasi antara iman, ilmu dan amal di dalam kehidupan.
4. Menjelaskan
keutamaan orang yang berilmu.
5. Mengetahui
komitmen islam terhadap lmu pengetahuan.
6. Mengetahui
modernisasi pendidikan dalam islam.
7. Mengetahui
komitmen islam terhadap ilmu pengetahuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
IPTEK dan Seni dalam Islam
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
diorganisasi, disitematisasi dan interpretasi sehingga menghasilkan kebenaran
objektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara
etimologis, kata ilmu berarti “kejelasan”.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapan pancaindra intuisi dan firasat.
Adapun pembagian keilmuan menurut beberpaa
intelektual muslim yang dikemukakan oleh Muhammad Tholhah Hasan (2005), yaitu:
a.
Menurut Jabir Ibnu Hayaan (160 H)
Dalam bukunya al-Hudud dikatakan bahwa
ada dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan agama dan pengetahuan duniawi.
b.
Menurut Al-Kindy (260 H)
Al-Kindy membagi sistematika
epistemology dalam teoris dan prktis. Pengetahuan teoritis dibagi kembali
menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan teologis dan pengetahuan kemakhlukan
atau ilmu kauniyah. Dalam bukunya Ar-Rasaail, Al-Kindy membedakan antara
pengetahuan yang diperoleh secara emanasi (yang tidak memerlukan pengujian
rasional) dan secara matematis (yang diperoleh melalui edukasi yang dikaji
secara logis.
c.
Menurut Al-Faraby (339 H)
Al-Faraby adalah salah satu filosof
muslim yang mengemukakan bahwa salah satu sumber pengetahuan itu ada yang
langsung dari Tuhan.
d.
Menurut Al-Khawarizmy (387 H)
\Al-Khawarizmy memberi gambaran secara
klasifikatoris antara pengetahuan yang berasal dari Arab dan berasal dari luar
Arab yang dikembangkan dalam cakrawala intelektual Islam pada masa itu.
e.
Menurut Al-Ghazali
Dalam karya besarnya Ihya’ Ulumuddin,
keilmuan dibagi menjadi dua macam, yaitu: pengetahuan agama dan pengetahuan non
agama. Pengetahuan agama adalah pengetahuan yang diperoleh dari para nabi dan
tidak dapat ditunjuk dengan rasio (akal). Seperti ilmu hitung dan tidak dapat
dieksperimentasikan semacam ilmu kedokteran, juga tidak dapat diterima secara
akustik, seperti ilmu bahasa. Sedangkan ilmu pengetahuan non agama terbagi
menjadi tiga macam yaitu ilmu yang terpuji, ilmu yang tercela, dan ilmu yang
diperbolehkan.
f.
Menurut Khaldun (808 H)
Dalam buku “Mukaddimah”, Khaldun
mengklasifikasi pengetahuan menjadi dua. Yaitu Ulum hukmiyah, yaitu pengetahuan
yang alamiah bagi manusia yang diperoleh melalui potensi penalarannya. Dan
pengetahuan Naqliyah Wadh’iyah, yaitu pengetahuan yang seluruhnya didasarkan
pada informasi dari Tuhan.
Pada hakekatnya ilmu pengetahuan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: imu agama (ulumuddin) dan ilmu non agama. Islam tidak
mengenal pemisah antara ilmu agama dan ilmu yang bukan agama karena pada
dasarnya menuntut ilmu adalah kewajiban semua orang terlepas dari apakah itu
ilmu agama atau bukan agama. Kita harus tetapi ingat, bahwa ilmu agama
merupakan ilmu yang menjadi landasan segala cabang ilmu.
Teknologi adalah aplikasi dari prinsip-prinsip
keilmuan, sehingga menghasilkan sesuatu yang berarti bagi kehidupan manusia.
Teknologi dapat memberi dampak positif dan juga negatif. Berbagai pengetahuan
dapat kita peroleh dengan sangat cepat. Sehingga kita dapat menambah wawasan
yang kita miliki. Dan juga sebalinya, perkembangan teknologi justru dapat
merusak generasi-generasi pemuda penerus bangsa jika perkembangan ini tidak
dapat digunakan secara benar.
Seni Islam adalah segala hasil daya cipta, buah
pikiran dari kaum muslim untuk menghasilkan sesuatu yang indah. Seni Islam dapat juga diberi batasan sebagai suatu seni
yang dihasilkan oleh seniman muslim. Kesenian Islam bertujuan untuk
menggambarkan sikap pengabdian kepada ajaran atau petunjuk Islam, dan
cirri-cirinya adalah seni yang yang mengungkapkan sikap pengabdian kepada
Allah.
2.2
Sumber Ilmu Pengetahuan
Sumber pengetahuan pada hakekatnya adlaah Allah SWT.
Karena Dialah yang memberikan berbagai macam pengetahuan kepada manusia. Dalam
perkembangannya, manusia banyak belajar dan memperoleh pengetahuan dari proses
pemikirannya dengan melihat berbagai fenomena lingkungan dan alam sekitarnya.
Oleh karena itu dalam pemikiran Islam, terdapat tiga sumber ilmu, yaitu wahyu,
akal, serta pengalaman manusia. Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat abadi,
mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup manusia, sedangkan ilmu yang
berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu bersifat perolehan, relative
dan berfungsi sebagai sarana dalam kehidupan manusia. Manusia diberi kebebasan
dalam mengembangkan akalnya dengan catatan dalam pengembangannya tetapi terikat
dengan wahyu dan tidak bertentangan dengan syari’at.
2.3 Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal sebagai Satu Kesatuan
Iman
adalah kepercayaan terhadap wujud Zat yang Maha Mutlak yang menjadi tujuan
hidup manusia. Iman merupakan potensi dasar yang harus dikembangakan dan
pengembangannya adalah dalam bentuk amal. Iman tanpa amal sama dengan potensi
yang tak dikembangkan. Supaya perkembangan iman bermakna maka diperlukan ilmu.
Ilmu merupakan motor penggerak untuk majunya Islam. Iman adalah kendali yang
mengarahkan motor tadi supaya mencapai tujuan. Iman tidak akan bisa dipisahkan
oleh ilmu.
Islam
melihat bahwa IPTEKS dan agama adalah sesuatu yang memiliki kaitan. Sains tidak
dapat dipisahkan dari nilai-nilai keagamaan. Agama menjadi landasan segala
perilaku manusia termasuk di dalamna sains dan teknologi. Islam melihat sains
sebgai suatu hal yang sangat penting karena dengan sains dan teknologi manusia
akan dapat:
1. Mengenal
Tuhannya
2. Menegakkan
hakikat kebenaran
3. Membawa
manusia kepada sikap tafakkur dan berfikir
4. Membantu
manusia memenuhi keperluan material untuk kehidupannya
5. Membantu
manusia dalam melaksanakan syariat
6. Menjaga
keseimbangan dan keharmonisan alam.
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal
shaleh apabila perbuatan tersebut tidak dibagun di atas landasan iman dan
takwa. Sama halnya dengan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan
ketakwaan, tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan
kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Apabila IPTEKS tidak
dikembangkan di atas dasar iman, maka akan timbul kerusakan dan kehancuran bagi
kehidupan umat manusia.
2.4
Keutamaan
Orang Beriman dan Berilmu
Berikut
ini adalah beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits yang dapat dijadikan sebagai
dalil orang yang beriman dan berilmu memiliki keutaman dan derajat yang
istimewa:
a. Surat
Az-Zumar Ayat: 9
… ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
Artinya: Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
b. Sural
Al-Mujadalah Ayah: 11
…( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy …
Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.
c. Surat
Fatir Ayah: 28
… $yJ¯RÎ) Óy´øs ©!$# ô`ÏB ÍnÏ$t6Ïã (#às¯»yJn=ãèø9 ...
Artinya: Dan demikian (pula) di antara
manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun.
d. Hadits
Riwayat Bukhori
Artinya:
“Barang siapa melalui suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan
jalan baginya ke Surga.”
e. Hadits
Riwayat Tirmidzi (Sunan Tirmidzi juz 4)
Artinya:
“Dunia diaknat, dilaknat apa yang ada di dalamnya kecuali zikir kepada Allah
Ta’ala dan orang alim (berilmu) atau penuntut ilmu.”
f. Hadits
Riwayat Tirmidzi
Artinya:
“Keutamaan orang pandai terhadap orang yang beribadah adalah sebagai
keutamaanku atas orang yang paling rendah diantara kalian.”
g. Hadits
Riwayat Tirmidzi
Artinya:
“Keutaman orang pandai terhadap orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan
remhulan atas bintang-bintang yang lain, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris
Nabi. Dan para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, mereka hanay mewariskan
ilmu. Maka,
barangkali
siapa mempelajarinya, akan mendapat bagian yang sempurna.
2.5 Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Alam dan Lingkungan
Ada dua fungsi manusia di dunia, yaitu sebagai
‘abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah
Allah di bumi. Tugas utama seorang abdun adalah mengaktualisasikan ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah. Dan tugas utama
seorang khalifah Allah di muka bumi adalah memakmurkan dunia ini sekaligus
menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal. Manusia diberi
kebebasan untuk mengksploitasi, menggali sumber-sumber daya alam, serta
memanfaatkannya untuk umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negative
terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri.
Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya
diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Tanpa menguasai IPTEKS,
fungsi hidup manusia sebagai khalifah akan menjadi kurang dan kehidupan yang
lebih baik tidak akan terwujud dan kehidupan manusia akan tetapi terbelakang.
Allah menciptakan alam karena Allah menciptakan manusia. Seandainya Allah tidak
menciptakan manusia. Maka Allah tidak perlu menciptakan alam. Oleh karena itu
maka manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam agar terjaga
kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia itu sendiri.
2.6 Modernisasi pendidikan Islam
Gagasan
program pendidikan islam mempunyai akar-akarnya tentang “modernisasi”pemikiran
dan institusi islam secara keseluruhan.kerangaka dasar yang berada di balik “modernisasi”islam secara keseluruhan adalah “modernisasi”pemikiran dan
kelembagaan islam merupakan prasyarat bagi kebangkitan kaum muslim di masa
modern.karena itu,pemikiran dan kelembagaan islam termasuk pendidikan haruslah
dimodernisasi,sederhananya harus disesuaikan dengan kerangka “modernitas”
mempertahankan kelembagaaan islam “tradisional” hanya akan memperpanjang
nestapa ketidakberdayaan kaum muslimdalam berhadapan dengan kemajuan dunia kaum
modern.Pada satu segi Pendidikan dipandang sebagai variable modernisasi..Dalam
konteks ini pendidikan merupakan prasyarat dan kondisi yang mutlak bagi
masyarakat untuk menjalankan program dan tujuan-tujuan dalam modernisasi atau
pembangunan.Tanpa pendidikan sulit bagi masyarakat manapun untuk mencapai
kemajuan.Karena itu banyak ahli pendidikan yang berpandangan bahwa “pendidikan
merupakan kunci yang membuka pintu kea rah modernisasi.
Namun
pada segi lain,pendidikan sering dianggap objek modernisasi.Dalam konteks ini,pendidikan
di Negara-negara yang telah menjalankan modernisasi pada umumnya masih
terbelakang dalam berbagai hal,dank arena itu sulit diharapkan bisa memenuhi
dan mendukung program modernisasi.Karena itulah pendidikan harus di perbarui
atau dimodernisasi,sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikulkan
kepadanya.pendidikan dalam masyarakat modern pada dasarnya berfungsi untuk
memberikan kaitan antara anak didik dan lingkungan sosio-kulturnya yang
berubah.Dalam banyak hal,pendidikan secara sadar digunakan sebagai instrument
untuk perubahan dalam system politik dan ekonomi.
A.
Definisi Modernisasi pendidikan Islam
Modernisasi yang mengandung
pikiran,aliran,gerakan,dan usaha untuk mengubah paham ,adapt istiadat
,institusi lama dan sebagainya,aga semua itu dapat disesuaikan dengan
pendapat-pendapat dan keadaan baru yang timbul oleh kemajuan ilmu pengetahuan
serta teknologi modern.Karena kata modernisasi yang bersumber dari barat
mengandung makna negatif,kata modernisasi lebih dikenal luas dengan pembaruan.Dalam
bahasa arabmodernisasi diterjemahkan menjadi tajdid.modernisasi atau pembaruan
juga berarti proses pergeseran sikap dan mentalitas mental sebagai warga
masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini .Jadi
modernisasi pendidikan islam adalah proses penyesuaian pendidikan islam dengan
kemajuan zaman.
B.
Latar Belakang dan Pola Pembaruan
Menurut
ibnu taimiyah,secara umum pembaruan dalam islam timbul karena:
- Membudayanya khufarat dikalangan
kaum muslimin
- Kejumudan atau ditutupnya pintu
ijtihad dianggap telah membodohkan umat islam
- terpecahnya persatuan umat islam
sehingga sulit membangun dan maju
- Kontak antara barat dengan islam
telah menyadarkan kaum muslimin akan kemunduran.
Pola-pola
pembaruan dalam islam,khususnya dalam pendidikan mengambil tempat sebagai:
- golongan yang berorientasi pada
pola pendidikan modern barat
- Gerakan pembaruan pendidikan islam
yang berorientasi pada sumber islam yang murni
- pembaruan pendidikan yang
berorientasi pada nasionalisme
2.7 Komitmen Islam terhadap Ilmu
Pengetahuan
Selain diperintahkan oleh Rasulullah
SAW agar ilmu pengetahuan dan teknologi di cari kapan saja(sejak manusia lahir
sampai meninggal dunia) dan dimana saja(sekalipun di Negara cina dan dinyatakan
hukumnya wajib bagi setiap manusia yang mengaku beragama islam, ayat
pertama-tama diturunkan kepada rasulullah menyangkut perintah untuk selalu
membaca tertera di dalam Q.S Al-AL-ALAQ,96:1-5.
Baik dalam tinjauan normatif maupun
tinjauan histories islam sebenarnya merupakan suatu agama yang strategis untuk
dujadikan paradigma bagi IPTEK
DAlam alquran kata ilmu disebut
sebanyak 105 kali.Alquran yang merupakan pegangan normative bagi umat islam di
dalamnya penuh dengan muatan-muatan yang bersifat dokmatis agar umat islam
senantiasa hidup berkemajuan dengan IPTEK.
Menurut perhitungan Muhammad Ijazul
khatib dari universiatas damaskus sekitar 700 ayat atau hampir seperdelapan dari seluruh isi
alquran menegur orang-orang mukmin untuk mempelajari alam semesta untuk
berfikir dan untuk menjadikan kegiatan ilmiah sebagai suatu yang tak
terpisahkan dari kegiatan integral umat dari data itu dapat diduga bahwa
munculnya obsesi terbesar antara agama dan IPTEK terjadi pada agama islam.
Baik alquran maupun assunah memang
tidak pernah menjabarkan secara detail metode-metode IPTEK serta seluk
beluknya..Hal tersebut dimaksudkan agar manusia mau berusaha untuk mencarinya
dengan menggunakan kekuatan akal semaksimal mungkin sesuai dengan perkembangan
yang terjadi,terlebih tingkat perkembangan intelektualitas manusia kian lama
kian berkembang perubahan ini merupakan proses kreatifitas dari manusia itu
sendiri. Adapun dari konteks
histories dapat dilacak pada lateratur literature modern bahwa pada masa silam
umat islam pernah berabad-abat memelopori hukum fisika, ilmu alam, ilmu falaq,
dan metode-metode eksperimen lainnya. Mereka memyadari bahwa jagad raya dan
isinya dibentangkan oleh allah merupakan fasilitas yang harus dimanfaatkan dan
untuk melakukannya dibutuhkan seperangkat teknologi pertanian, peternakan,
perikanan, pertambangan, tekstil, kedokteran, farmasi, arsitektur, informasi
dan lainnya. George Sarton
mengadakan pemetaan prestasi di bidang IPTEK ke dalam beberapa periode dan pada
tiap-tiap priode yang berjangka kurang lebih setengah abad loeh sarton dinilai sangat berpengaruh bagi
perkembangan IPTEK di era berikutnya.Menurut Sarton-450 SM merupakan zaman
plato ,kemudian diikuti dengan aristoteles,eucid,Archimedes,plotomeus dan
seterusnya dari tahun 600-700 M merupakan abad kejayaan cina dengan tokohnya
Hsin tsang dan i-cing dari tahun 750-110 M oleh saron disebu zaman kejayaan
islam yang berasal dari jazirah islam(arab,turki,Persia,spanyol.rusia)mereka
antara lain ibnu Hain.
Setelah
tahun 1100 barulah muncul nama-nam ilmuan barat yang pertama diwakili oleh Roger
bacon.namun kehormatan ini pun masih harus dibagi selama 350 tahun berikutnya
dengan yokoh-tokoh seperti ibnu Rush.
Jadi sebelum setengah abad tahun
1100 dan dua setengah abad setelah tahun 1100 atau totalnya 6 abad Intelektual
muslim memainkan peran dominan dalam mengembangkan iptek.
Perkembangan IPTEK di dunia islam
menurut harun nasution di dahului penerjemah buku yunani kedalam bahasa arab
yang berpusat di Bayt Alhikmah,Bagdad ilmu-ilmu yang di cakup dalam gerakan
penerjemah ini adalah ilmukedokteran,matematika,fisika,mekanika,botanika,optika,ostronomi,disamping
filsafat adapun karya-karya yang diterjemahkan adalah dari galinos,hipocrates
dll.buku-buku dipelajari oleh ulama-ulama island dan pengembangan di bawah
pengaruh khalifah-khalifah abbas antara lain ilmu hitung,ilmu ukur,ilmu aljabar
. Cendikiawan dan ulama islam pada
masa silam bukan hanya menguasai ilmu dan filsafat yang mereka peroleh dari
peradaban yunani klasik itu melainkan mereka kembangkan dan tambahan dari
hasil-hasil penyelidikan mereka sendiri dalam lapangan ilmu penetahuan dan
hasil-hasil pemikiran mereka dalam lapangan filsafat.dengan demikian timbullah
ilmuan dan filosof islam disamping ulama dalam ilmu agama untuk mengembangkan
ilmu-ilmu itu didirikan universitas-universitas yang termashur diantaranya
universitas Cordoba di andalus (spanyol islam).
Tujuh factor yang menjadi pendorong
bagi kemajuan IPTEK di dunia islam pada abad yang lalu, antara lain:
1.
kesatuan agama dan budaya agama islam
2.
arabisasi dan peranan bahasa arab
3.
akademi, sekolah, observasi, dan
perpustakaan
4.
kebijakan Negara tentang pengembangan
IPTEK
5.
Perlindungan Negara sangat jelas
terhadap para ilmuan dan para insinyur
6.
Penelitian, eksperimen dan penemuan baru
7.
Perdagangan internasional
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang Allah
karuniakan akal sebagai alat untuk berfikir. Dengan akal manusia mampu menyerap
ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi, serta manghasilkan karya seni,
sehingga dapat menciptakan peradaban di muka bumi. Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra intuisi dan
firasat. Jadi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni dalam islam sangat
mempengaruhi bagi kemajuan agama islam.
3.2 Saran
Adapun saran dari tim penyusun
makalah ini :
1.
Pengembangan IPTEK dan Seni dalam islam
sebaiknya sesuai dengan syariat islam yang ada.
2.
IPTEKS dalam islam diharapkan mampu
menopang kemajuan kehidupan umat islam.
Daftar
Pustaka
Faridi.
2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Abbas, Zainal Arifin. Perkembangan Pikiran Terhadap Agama. Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Nurhasan,
dkk. 2011. Buku Ajar Mata Kuliah
Pengembangan KepribadianAgama Islam.
Palembang: Universitas Sriwijaya.
Syamsuri. 2007. Pendidikan
Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Anshari,
Endang Saifuddin. 1986. Kuliah Al-Islam.
Jakarta: CV. Rajawali.
Nata, Abuddin. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar